Pistis: Jurnal Teologi Terapan https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal <p>Jurnal Pistis diterbitkan pertama kali tahun 2001 dengan frekuensi dua kali setahun (Desember dan Juni) oleh Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia (STTII) Yogyakarta. Jalan Solo KM 11 PO BOX 4/YKAP Yogyakarta 55571 (0274-496257); Email: jurnal.pistis@sttii-yogyakarta.ac.id</p> en-US <p><strong>You are free to:</strong><br />Share — copy and redistribute the material in any medium or format<br />Adapt — remix, transform, and build upon the material<br />for any purpose, even commercially.<br />The licensor cannot revoke these freedoms as long as you follow the license terms.</p> <p><strong>Under the following terms:</strong><br />Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.</p> lppmi@sttii-yogyakarta.ac.id (LPPMI) soeyono12@gmail.com (Yehezkiel Suyono) Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0700 OJS 3.3.0.6 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Kajian Teologis "Yesus Mengutus Berdua-dua" Dalam Pemberitaan Injil Menurut Lukas 10:1-12 : Role Model Penginjilan Masa Kini https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/139 <p>Pengutusan Pemberitaan Injil merupakan pekerjaan Allah sendiri sebagai suatu pernyataan kasih Allah kepada dunia. Suatu pengutusan yang tidak menjadikan kumpulan orang percaya atau Gereja sebagai pusat pemberitaan melainkan sebagai sarana atau alat-Nya. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretative (interpretative design) dapat menemukan makna dan implementasi frasa “mengutus berdua-dua” dalam suatu Pemberitaan Injil: Pertama, Bahwa peran pengutusan sangat penting di dalam proses awal dari pemberitaan Injil. Tanpa pengutusan, pemberitan Injil tidak akan terjadi. Pengutusan ini harus dengan suatu kerelaan hati di dalam pemberitaan Injil. Pemberitaan Injil merupakan salah satu bentuk keterlibatan Allah di dalam dunia, dengan demikian orang-orang percaya harus mengamati apa yang sedang terjadi di dalam dunia dengan melibatkan Roh Kudus sebagai penolong dan berperan aktif bagi sang pemberita Injil. Kedua, Pemberitaan Injil dilakukan kepada οἶκος (oikos), keluarga, tetapi bukan menjadikannya sebagai tujuan akhir dari Pemberitaan Injil melainkan mempersiapkan οἶκος (oikos) sebagai sarana atau alat-Nya di kemudian hari. Ketiga, Pasca Penginjilan merupakan suatu fase yang sangat penting dan krusial di dalam pertumbuhan dan perkembangan kerohanian οἶκος (oikos), oleh karena ini proses pemberitaan Injil harus tuntas sampai kepada fase ini.</p> Well Therfine Renward Manurung, Paulus Kunto Baskoro Copyright (c) 2023 Well Therfine Renward Manurung, Paulus Kunto Baskoro https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/139 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0700 Prinsip Perintisan Jemaat Sebagai Refleksi Gereja Tuhan Masa Kini https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/138 <p>Perintisan jemaat merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pelayanan masa kini. Sekalipun penting, namun pada kenyataannya terdapat gereja-gereja yang memandang bahwa perintisan jemaat adalah tugas dari penginjil, hamba Tuhan, bagian gereja atau denominasi tertentu saja. Hal ini dikarenakan gereja berada dalam zona nyaman untuk lebih sibuk untuk memperhatikan pelayanan kedalam dan mengabaikan perintisan jemaat-jemaat baru. Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam mengkaji tentang perintisan gereja atau jemaat, tetapi penelitian ini menemukan, belum adanya penelitian yang secara khusus dan komprehensif, mengenai prinsip perintisan gereja. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk meletakkan dasar bagi pemahaman yang benar, berdasarkan kebenaran Alkitab terhadap pentingnya prinsip perintisan jemaat sebagi sebuah refleksi gereja Tuhan masa kini. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, maka penelitian ini menemukan, lima prinsip penting perintisan jemaat, yakni: <em>pertama</em> visi dari Tuhan; <em>kedua</em> tempat tujuan untuk memulai; <em>ketiga</em> mengikuti perintah Tuhan; <em>keempat</em> menunggu waktu Tuhan; dan <em>kelima</em> memiliki iman yang radikal akan janji-Nya. Iman adalah bagian terpenting untuk menarik janji Tuhan agar terjadi secara nyata.</p> Andris Kiamani, Aska Aprilano Pattinaja Copyright (c) 2023 Andris Kiamani, Aska Aprilano Pattinaja https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/138 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0700 Karya-karya Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya: Studi Tematik Roma 8: 1-39 https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/145 <p>Topik mengenai Roh Kudus merupakan topik yang sering diperbincangkan di kalangan orang-orang Kristen sampai sekarang ini. Mempelajari karya Roh Kudus sama pentingnya dengan mempelajari karya keselamatan di dalam Yesus Kristus, karena Roh Kudus itu hadir dan berkarya menindaklanjuti pekerjaan Yesus. Penelitian artikel ini bertujuan untuk menemukan karya-karya Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya menurut Roma 8:1-39. Analisa penelitian ini menggunakan studi tematik dengan model teologi sistematika, karena peneliti melihat teks Roma 8:1-39 memberikan pemahaman mengenai karya-karya Roh Kudus dan kontribusinya dalam kehidupan orang percaya bila dilihat secara tematik. Sehingga artikel ini menemukan karya-karya Roh Kudus sebagai berikut: <em>Pertama</em>, karya Roh Kudus dalam keselamatan. <em>Kedua</em>, karya Roh Kudus dalam melawan kedagingan. <em>Ketiga</em>, karya Roh Kudus dalam pergumulan hidup. Karya-karya Roh Kudus yang ditemukan di dalam teks Roma 8:1-39 ini dapat diimplikasikan bagi kehidupan orang percaya di masa kini, yaitu: <em>Pertama</em>, orang percaya hidup bersyukur. <em>Kedua</em>, orang percaya hidup benar. <em>Ketiga</em>, orang percaya tidak boleh diliputi ketakutan.</p> Yosua Sorongan, Petra Harys Alfredo Tampilang Copyright (c) 2023 Yosua Sorongan, Petra Harys Alfredo Tampilang https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/145 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0700 Kajian Teologis Pengkhotbah 11: 9-10 Berkaitan dengan Prinsip You Only Live Once (YOLO) pada Generasi Muda https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/144 <p>Principles can be defined as principles, truths that become the basis for thinking, acting, and behaving. Today's young generation also has principles that they hold as a reference in life, one of which is the principle of <em>YOLO</em> which can be defined differently from one another. The problem is that the different understanding of the <em>YOLO</em> principle creates contradictions so that two people with the same principle can have very contradictory ways and achievements in life between the positive and negative sides. Misperceptions in understanding the <em>YOLO</em> principle can affect the moral depravity, mindset, and lifestyle of the younger generation. Therefore, by using a qualitative method with a literal study approach, the researcher will conduct research to find how the <em>YOLO</em> life principle is theologically linked to the book of Ecclesiastes 11: 9-10. At the end of the research, it is found that the <em>YOLO</em> life principle does not contradict the truth of God's word if it is accompanied by accountability to God.</p> Meichella Yosepha Eunike, Farel Yosua Sualang Copyright (c) 2023 Meichella Yosepha Eunike, Farel Yosua Sualang https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/144 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0700 Makna Istri Yang Cakap Berdasarkan Amsal 12:4 Sebagai Role Model Perempuan Masa Kini https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/143 <p>Proverbs 12 combines many of Solomon's Proverbs and provides many spiritual lessons. Proverbs 12, says a capable wife is her husband's crown. In today's modern world, the tendency of a woman as a wife to ignore spiritual principles as instructed by Solomon in Proverbs 12:4 is one of the most frequent problems and challenges in Christian families. Christian women must meet several requirements to be considered capable wives. Christian women's desire to be good wives, which is a crown or praise that brings happiness to the family, drives this research. The purpose of writing this article is to determine the true meaning of the phrase, "A capable wife crowns her husband", found in the text. The method used is qualitative with general subhermeneutics, namely literal, grammatical and context analysis. Paying attention to the interpretation of Proverbs 12:4, this article finds four truths regarding a wife who is capable of crowning her husband: First, someone who has integrity in motivation, words and deeds. Both are strong, never give up, diligent in managing their household. The third is an honor for her husband. Fourth, pious, maintaining holiness.</p> Reynhard L Ohoitimur Copyright (c) 2023 Reynhard L Ohoitimur https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/143 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0700 Pemeliharaan Tuhan Atas Umatnya Melalui Gambaran Relasi Antara Gembala Dan Domba Berdasarkan Mazmur 23:1-4 dan Terapannya dalam Pelayanan Pastoral https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/140 <p>Mazmur adalah kitab kanonik dengan genre puisi, sastra berbentuk puisi merupakan literatur yang sangat umum bagi masyarakat Yahudi. Sastra puisi dalam bentuk sajak nyanyian merupakan bentuk ekspresi dari berbagai emosi dan perasaan antara lain: sukacita, sedih, takut, percaya dan lain-lain. Dalam Mazmur kita dapat melihat ekspresi penulis kitab dalam menggambarkan berbagai macam hal seperti sifat dan karakter Allah dan manusia, bentuk relasi, bentuk ungkapan dalam respon terhadap suatu peristiwa dan harapan serta doa-doa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bahwa Alkitab memberikan gambaran relasi Allah dengan umatNya melalui berbagai hal, salah satunya sebagai Gembala dan Domba-dombaNYa. Melalui pendekatan hermeneutik. Artikel ini menemukan bahwa Daud memberikan deskripsi tentang Allah sebagai pemelihara umatNya serta menunjukkan ekspresi dan responnya untuk tindakan Allah dalam hidupnya.</p> Samuel Sukanta Ginting Copyright (c) 2023 Samuel Sukanta Ginting https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/140 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0700 Implikasi Teologis Kepastian Keselamatan dalam Kitab Roma Terhadap Semangat Memberitakan Injil https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/151 <p>Artikel berjudul “Implikasi Teologis Kepastian Keselamatan Dalam Kitab Roma Terhadap Semangat Memberitakan Injil” ini berupaya pengertian mengenai keselamatan adalah hal yang sangat penting untk dipahami dengan bail dan benar. Sebab tanpa pengertian yang benar mengenai keselamatan maka, tak seorangpun dapat berdiri teguh dalam iman dan dan bergairah dalam memberitakan Injil kepada semua orang. Oleh sebab itu, karya tulis ini diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman kepada setiap orang percaya agar dapat mengerti dan yakin tentang kepastian keselamatan yang dimiliki oleh setiap orang percaya dan supaya tetap bersemangat berkontribusi dalam pekerjaan pemberitaan Injil.</p> Priskila Penti Milenia, Andreas Pangngaroan, Titus Titus Copyright (c) 2024 Priskila Penti Milenia, Andreas Pangngaroan, Titus Titus https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/151 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0700 Makna Teologis Ungkapan Mata Adalah Pelita Tubuh Berdasarkan Lukas 11:33-36 dan Implikasinya Bagi Pengguna Media Sosial https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/152 <p>Penulisan karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh beberapa permasalahan yang muncul seiring dengan perkembangan dunia di era serba internet. Tidak dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, segala pekerjaan manusia menjadi lebih mudah. Baik dalam hal komunikasi, informasi, dan lainnya. Semuanya dapat dilakukan dengan serba cepat. Ternyata, baik disadari maupun tidak, pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi sudah masuk ke dalam gereja-gereja. Orang percaya dituntut untuk menjadi bijak dan berhikmat sehingga tidak hanya berpengetahuan tapi juga takut akan Allah. Allah adalah yang utama dari segala pengetahuan yang manusia miliki. Mengikuti perkembangan tapi tidak terbawa arus yang buruk, karena hikmat yang berasal dari Allah membawa kita orang Kristen kepada pengertian yang benar dan tidak terbawa arus dunia.</p> Margaretha Cristiani Wulandari, Joko Lelono, Rahel Rati Sarungallo Copyright (c) 2024 Margaretha Cristiani Wulandari, Joko Lelono, Rahel Rati Sarungallo https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/152 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0700