Pistis: Jurnal Teologi Terapan
https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal
<p>Jurnal Pistis diterbitkan pertama kali tahun 2001 dengan frekuensi dua kali setahun (Desember dan Juni) oleh Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia (STTII) Yogyakarta. Jalan Solo KM 11 PO BOX 4/YKAP Yogyakarta 55571 (0274-496257); Email: jurnal.pistis@sttii-yogyakarta.ac.id</p>Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakartaen-USPistis: Jurnal Teologi Terapan1412-9388<p><strong>You are free to:</strong><br />Share — copy and redistribute the material in any medium or format<br />Adapt — remix, transform, and build upon the material<br />for any purpose, even commercially.<br />The licensor cannot revoke these freedoms as long as you follow the license terms.</p> <p><strong>Under the following terms:</strong><br />Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.</p>Seksualitas Suami Istri Kristen Menurut 1 Korintus 7:3-5
https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/135
<p>Seks adalah pemberian Allah yang indah dan sakral. Seks harus dilakukan di dalam pernikahan dan dilakukan dengan pasangan yang sah. Ketika seks tidak dinikmati dan dihayati oleh pasangan suami istri maka hal tersebut menjadi celah bagi perselingkuhan dan perceraian terjadi di dalam keluarga Kristen. Oleh sebab itu, maka penulis membahas dan meneliti judul dalam karya ilmiah ini, yaitu: Konsep Seksual hubungan Suami Istri Kristen Menurut I Korintus 7:3-5. Penulis membuat rumusan masalah yang akan menjadi fokus penelitian penulis, yakni bagaimana konsep seksual hubungan suami istri Kristen menurut I Korintus 7:3-5. Dengan tujuan agar mengetahui konsep seksual hubungan suami istri Kristen menurut I Korintus 7:3-5 dan pengaruh konsep seksual hubungan suami istri Kristen menurut I Korintus 7:3-5 terhadap keharmonisan suami istri Kristen.</p>Markus Buulolo
Copyright (c) 2024 Markus Buulolo
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-06-302024-06-3024111310.51591/pst.v24i1.135Apakah Standard Cantik adalah Fisik? Mendefinisikan Ulang Kecantikan Perempuan Menurut Kidung Agung 1:5-6
https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/160
<p>Standar kecantikan seringkali dipersepsikan sebagai atribut fisik yang mencakup ciri-ciri seperti wajah simetris, tubuh ramping, atau kulit cerah. Persepsi ini perlu ditinjau lebih dalam tentang apakah kecantikan hanya berdasarkan pada aspek fisik semata. Fenomena ini memunculkan pertanyaan mengenai apa pandangan Alkitab dalam Kidung Agung 1:5-6 tentang kecantikkan yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi standar kecantikan memang hanya berkaitan dengan penampilan fisik ataukah ada dimensi lain yang turut membentuk persepsi kecantikan. Menggunakan pendekatan eksegese dengan metode hermeneutika puisi Ibrani, hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun fisik sering menjadi fokus utama dalam definisi kecantikan, karakteristik non-fisik seperti kepribadian, rasa percaya diri, dan kebaikan hati juga mempengaruhi persepsi kecantikan seseorang. Oleh karena itu, standar kecantikan yang bersifat holistik lebih relevan daripada sekadar mengacu pada atribut fisik semata. Penelitian ini menegaskan pentingnya memahami kecantikan sebagai konsep yang lebih kompleks dan multidimensional.</p>Ignasius Teguh DewantoPaulus Dimas Prabowo
Copyright (c) 2024 Ignasius Teguh Dewanto, Paulus Dimas Prabowo
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-06-302024-06-30241142910.51591/pst.v24i1.160Dampak Jebakan Kesombongan Bagi Generasi Milenial: Kajian Struktur Paralelisme Dalam Amsal 16:18-19
https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/161
<p>Amsal 16:18-19 adalah amsal yang banyak dikutip karena berbicara mengenai dampak dari jebakan kecongkakan dan kesombongan. Disebut jebakan, karena tanpa disadari kesombongan menjebak siapa saja dan menggiring mereka ke arah kehancuran dan kejatuhan. Sudah banyak peneliti yang membahas mengenai Amsal 16:18-19, tetapi dalam studi literatur, penelitian ini menemukan bahwa penelitian-penelitian sebelumnya hanya berfokus kepada makna frase kecongkakan dan tinggi hati serta mengabaikan unsur paralelisme yang terdapat dalam teks ini. Oleh sebab itu artikel ini akan melakukan kajian lebih spesifik dan komprehensif mengenai Amsal 16:18-19 dilihat dari lensa kajian paralelisme yang berimplikasi kepada generasi milenial. Berdasarkan metode hermeneutik sub genre sastra hikmat, maka penelitian ini menemukan: <em>Pertama, </em>Kehancuran Hubungan Persahabatan;<em> Kedua, </em>Kejatuhan Akibat Tekanan Mental dan Emosional;<em> Ketiga, </em>Kerusakan Kehidupan Spritual. Penelitian menjadi peringatan kepada semua generasi milenial agar berhati-hati dengan jebakan kesombongan.</p> <p> </p>Dewi LatupeirissaAska Aprilano Pattinaja
Copyright (c) 2024 Dewi Latupeirissa, Aska Aprilano Pattinaja
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-06-302024-06-30241305110.51591/pst.v24i1.161Sintesis Penggunan Kata "Haleluya" Sebagai Bentuk Inclusio Terhadap Sifat-Sifat Allah dalam Mazmur 150
https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/146
<p>Kitab Mazmur merupakan salah satu kitab yang paling sering dikenal karena isinya yang merupakan literatur puisi yang digunakan sebagai sebuah puji-pujian kepada Tuhan. Sebagai sebuah teks liturgi, kitab ini khususnya Mazmur 150 merupakan mazmur ajakan untuk memuji Tuhan. Namun sekarang ini seringkali seseorang hanya melakukan ibadah kepada Allah sebagai sebuah rutinitas tanpa adanya kesadaran untuk memberikan yang terbaik bagi Allah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk membantu pembaca menyadari bahwa Mazmur 150 menyajikan ajakan yang sempurna dalam hal memberi puji-pujian kepada Allah karena eksistensi-Nya. Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah dengan metode hermeneutika dengan memperhatikan beberapa analisis dan melakukan <em>literatur review</em>. Artikel ini menemukan makna inclusio terhadap teologi proper mengenai sifat-sifat Allah terhadap alam semesta dan alat-alat musik.</p>Blessing Lovely Pirenaningtyas
Copyright (c) 2024 Blessing Lovely Pirenaningtyas
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-06-302024-06-30241526910.51591/pst.v24i1.146Kajian Mazmur 131:1-3 Untuk Meresponi Fenomena Flexing Di Media Sosial
https://pistis.sttii-yogyakarta.ac.id/index.php/jurnal/article/view/164
<p>Fenomena flexing diri di media berkaitan dengan memamerkan keberhasilan dan prestasi, yang dapat berdampak negatif pada persepsi diri dan hubungan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis flexing dari perspektif spiritual seperti yang revelansi dengan Mazmur 131:44:1-3. Kajian ini akan menggunakan pendekatan interpretatif untuk mengungkap kerendahan hati dan kedamaian batin yang ditunjukkan oleh Raja Daud. Dalam ayat-ayat ini, Daud menekankan pentingnya tidak bersikap sombong dan meninggalkan ambisi yang berlebihan, yang konsisten dengan prinsip kerendahan hati dalam iman Kristen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai ini tidak hanya membantu individu mengatasi tekanan sosial yang ditimbulkan oleh perilaku menyimpang, tetapi juga membantu mereka menemukan kedamaian sejati dalam hubungan mereka dengan Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini mengajak para pembaca untuk merenungkan sikap dan nilai-nilai di masa media dan nilai yang dipegang dalam era media sosial yang penuh tantangan.</p>Devi chahyani Lenggen
Copyright (c) 2024 Devi chahyani Lenggen
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-06-302024-06-30241708310.51591/pst.v24i1.164